Rabu, 23 Januari 2013

PENJUAL KUE



Seorang pemuda masuk ke dalam sebuah restoran untuk memesan makanan. Tak lama kemudian makanan yang dipesan datang. Ketika pemuda itu hendak menyantap makanannya, datanglah seorang anak perempuan kecil yang sedang menjajakan kue kepadanya. “Bapak mau beli kue?”
Dengan ramah pemuda yang sedang makan tersebut menjawab, “Tidak, Dik saya sedang makan.”
Gadis kecil itu tidak tampak berputus asa dengan tawaran pertama. Ia menunggu hingga pemuda itu selesai makan, kemudian kembali ia menawarkan dagangannya, “Pak, mau beli kue, Pak?”Pemuda tersebut menjawab, “Tidak Dik, saya kan habis makan. Jadi saya sudah kenyang.”    Pemuda itu lalu membayar di kasir lalu beranjak pergi dari rumah makan tersebut. Si gadis penjaja kue itu mengikutinya. 
Sudah seharian ia menjajakan kue buatan ibunya. Ia tidak menyerah pada usahanya meskipun mungkin hanya penolakan yang ia dapatkan. Anak kecil itu berpikir untuk menawarkan sekali lagi kuenya kepada pemuda itu. Siapa tahu kue-kue itu akan dijadikan oleh-oleh untuk keluarganya di rumah.Apa yang dilakukan oleh gadis kecil itu adalah usaha gigih demi membantu ibunya menymbung kehidupan yang barangkali serba pas-pasan atau bahkan serba kekurangan. Dan usaha semacam itu tidak mungkin dimiliki oleh setiap orang. Saat pemuda itu keluar dari dari rumah makan, anak kecil penjaja kue itu menawarkan kue untuk ketiga kalinya.
“Pak, mau beli kue buatan ibu saya?” Dan, kali ini pemuda itu merasa risih untuk menolak. Kemudian dikelurkannya uang rp1.500,00 dari dompetnya dan diberikan kepada anak kecil itu.
“Dik, ambil uang ini. Saya tidak membeli kue adik. Anggap saja ini sebagai sedekah dari saya untuk Adik.” Ujarnya.
Anak itu menerima uang pemberian pemuda itu yang konon sebagai sedekah untuknya. Dan anak kecil itu memberikan uang pemberian pemuda itu kepada pengemis yang sedang meminta-minta, yang kebetulan tidak berada jauh dari tempat anak kecil dan pemuda itu berdiri. Betapa terkejutnya pemuda itu. Ia membatin, “Bagaimana anak ini? Diberi uang malah diberikan kepada orang lain.”
“Kenapa kamu berikan uangnya kepada orang lain, Dik? Mengapa tidak kamu ambil saja?” Tanya pemuda itu.
Anak penjaja kue itu tersenyum sangat lugu dan menjawab, “Saya sudah berjanji kepada ibu di rumah untuk menjualkan kue buatan beliau, bukan menjadi pengemis. Dan saya akan bangga pulang ke rumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu habis terjual. Uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu tidak suka saya jadi pengemis.
Pemuda itu akhirnya memborong semua kue yang dijajakan gadis kecil itu. Bukan karena kasihan, bukan karena lapar kembali menyerang perutnya tapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil tersebut. “Kerja adalah sebuah kehormatan”. Ia akan mendapatkan uang jika sudah berusaha dengan baik, jika ia sudah bekerja dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar